Pengertian Cold Booting (Booting Dingin) Dan Penjelasannya

Pengertian Cold Booting (Booting Dingin) dan Penjelasannya - Dalam dunia komputer, "booting" ialah start up. Booting terbagi menjadi dua Cold Booting dan Warm Booting. Perbedaan antara boot hangat dan Cold Booting terletak dalam keadaan komputer Anda sebelum melaksanakan booting.

Pada artikel ini saya akan mencoba menjelaskan ihwal "Pengertian Cold Booting (Booting Dingin).


Pengertian Cold Booting

Cold Booting ialah proses memulai komputer dari shutdown atau keadaan yang tidak ada daya (mati) dan menyetelnya kembali kepada kondisi kerja normal.

Cold Booting ini mengacu pada proses umum untuk memulai komponen perangkat keras komputer atau server hingga pada titik dimana sistem operasi dan semua aplikasi dan layanan startup diluncurkan.

Baca Juga: Pengertian Booting dan Jenisnya

Pengertian Cold Booting Menurut Para Ahli

1. Menurut Jones, Landes, Tittel (2002),  Cooper (2002), Tulloch (2002) dan Soper (2004), pada platform IBM PC yang kompatibel, Cold Booting ialah Proses booting di mana komputer dimulai kembali dari keadaan tidak ada daya atau mati.

2. Tulloch (2002) juga menyebutkan bahwa pada Cold Booting ialah sistem melaksanakan power-on self-test (POST)

3. Cooper (2002) dan Soper (2004) juga menyatakan bahwa tombol reset mungkin memulai Cold Booting.

4. Jones, Landes, Tittel (2002) bertentangan dengan pernyataan ini dan menyatakan bahwa menekan tombol reset bisa berlaku untuk memulai Cold Booting dan Warm Booting, tergantung pada sistemnya.

Cara melaksanakan Cold Booting
Cold Booting biasanya dilakukan dengan cara menekan tombol daya (ON-OFF) pada kotak CPU. Komputer yang sedang melaksanakan Cold Booting sudah dalam status shutdown, dimana pada dikala itu perangkat keras, perangkat lunak, jaringan atau periferal tidak berjalan.

Baca Juga: Cara Menghidupkan Komputer Sesuai Prosedur

 Booting terbagi menjadi dua Cold Booting dan Warm Booting Pengertian Cold Booting (Booting Dingin) dan Penjelasannya
Pengertian Cold Booting (Booting Dingin) dan Penjelasannya

Dalam beberapa situasi, Cold Booting dilakukan biar komputer bisa melaksanakan kiprah komputasi standar (general use). Namun, terkadang juga Cold Booting dibutuhkan sesudah terjadi troubleshooting hardware atau software.

Berbeda dengan booting hangat, Cold Booting tidak hanya berisi isi RAM tapi juga membersihkan cache. Cold Booting ini bisa memastikan tidak ada agenda yang bertentangan atau data mereka tertinggal dalam memori komputer.

Saat menghidupkan dan mematikan komputer, bekerjsama anda sedang melaksanakan Cold Booting. Selama Cold Booting tersebut, komputer menjalankan tes sendiri pada perangkat kerasnya dan memuat sistem operasinya sebelum siap digunakan.

Bagaimana dengan Cold Hangat?
Silahkan pelajari pengertian Booting Hangat di sini…

Memilih Cold booting atau Booting Panas?
Metode booting yang berbeda tentu akan mempunyai imbas yang berbeda. Jika booting Hangat akan menciptakan menutup semua proses dan meng-update agenda serta instalasi untuk menyelesaikannya.

Maka Cold Booting memberi kesempatan untuk mengatur ulang semua komponen komputer, sehingga dengan melaksanakan Cold Booting akan membersihkan memori. Cold Booting akan menghentikan hard drive dan lalu memutarnya lagi serta akan mendiginkan komponen komputer.

Waktu yang dibutuhkan dalam proses Cold Booting lebih usang dari pada Warm Booting, alasannya ialah komputer tidak menjalankan self test rutin.

Warm Booting tidak mempunyai kesempatan untuk mereset, mendinginkan, menghentikan komponen.

Cold Booting di lakukan apabila komputer anda sedang mengalami hal-hal di bawah ini:
a. Mangalami Masalah
Booting sanggup dilakukan oleh pengguna, staf pendukung atau eksekutif sistem sebagai teknik untuk mengatasi bug di perangkat lunak, menyerupai kebocoran memori atau proses yang menghasilkan sumber daya sehingga akan merugikan semua sistem, atau booting bisa dilakukan untuk menghentikan perangkat lunak jahat .

b. Berpindah sistem operasi
Pada sistem multi-boot tanpa hypervisor, reboot dibutuhkan untuk beralih di antara sistem operasi yang terinstal.

c. Serangan
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, komponen kehilangan daya dikala booting; Oleh alasannya ialah itu, komponen menyerupai RAM yang membutuhkan daya kehilangan data yang mereka tahan.


Sumber http://www.kangmuizz.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel