Menikmati Komedi Ala Preman Di Film Preman Pensiun



Hari Sabtu ini, waktunya membahas soal film. Saya suka sekali menonton film daripada sinetron alasannya yaitu jam tayangnya yang hanya sekitar 2 jam. Kalau sinetron, saya tak sabar menunggu kelanjutannya di ahad berikutnya. 

Bagaimana dengan film yang diangkat dari sinetron? Tentunya, pembuatan film tersebut menantang sang penulis naskah dan sutradara semoga filmnya tetap sanggup dinikmati oleh penonton yang belum pernah menyaksikan sinetronnya. Seperti saya. 

Sumber: media umum @MNCP_Movie

Sinetron dengan durasi yang panjang, dibentuk dalam versi pendeknya. Salah satunya yaitu Film Preman Pensiun yang akan tayang pada tanggal 17 Januari 2019. Jujur, saya belum pernah menonton sinetronnya. Penasaran juga dengan film yang sinetronnya banyak disaksikan oleh rakyat Indonesia ini. 

Sinetron Preman Pensiun sendiri sudah usang tidak tayang di televisi sejak ditinggalkan oleh Didi Petet. Tentunya banyak penggemar yang kangen dengan preman-preman "bodor" dari Bandung ini. Jadi, film ini dimaksudkan untuk mengobati kerinduan para penggemarnya juga. 

Nah, tanggal 10 Januari kemarin saya berkesempatan menghadiri Press Conference Gala Premiere Film Preman Pensiun di Epicentrum XXI Kuningan Jakarta bersama para blogger dari Komunitas ISB. Alhamdulillah, saya sanggup menyaksikan filmnya lebih dulu dan bertemu dengan para pemainnya menyerupai Epy Kusnandar, Tya Arifin, dll. 



Acara ini dimulai dengan menonton Film Preman Pensiun yang dibuka dengan adegan almarhum Didi Petet bersama para preman binaannya. Tentunya adegan itu yaitu potongan dari sinetronnya, alasannya yaitu Didi Petet sudah meninggal dunia. Film ini pun didedikasikan untuk almarhum Didi Petet yang berperan sebagai Kang Bahar, bosnya para preman. 

Apa yang terbayang di benak kita dikala mendengar kata "preman"? Sosok mengerikan yang suka memalak uang para pedagang, bukan? Mereka menguasai dan menarik pungutan di tempat-tempat menyerupai terminal, pasar, pertokoan, dll. Kehadiran preman sering menciptakan kita ngeri, sehingga gambaran yang menempel pada mereka pun negatif. 

Preman Pensiun mengartikan para preman yang sudah pensiun dari pekerjaannya dan melakoni pekerjaan lain yang halal. Kang Muslihat sebagai bos para preman juga digambarkan berbisnis Kecimpring, keripik khas Jawa Barat yang terbuat dari singkong. Sebagai wanita bersuamikan orang Garut, saya sering merasakan kecimpring ini alasannya yaitu harus ada di meja makan orang Sunda. 

Film Preman Pensiun memang bersetting di Bandung, sehingga banyak elemen khas Jawa Barat yang mewarnainya. Logat beberapa pemain juga khas Sunda. ITB (Institut Teknologi Bandung) dan Jalan Merdeka menjadi beberapa daerah yang disorot untuk meyakinkan penonton bahwa lokasi pengambilan gambar film ini memang di Bandung.

Epy Kusnandar sebagai Kang Mus mempunyai ciri khas berkaus singlet dan celana pendek, yang di program gala premier ini juga beliau kenakan. Awalnya saya galau mengapa Epy Kusnandar menggunakan kaus singlet dan celana pendek? Oh, ternyata di dalam filmnya itu banyak adegan di mana beliau mengenakan kaus singlet dan celana pendek. 

Epy Kusnandar/ Foto: Ani Berta

Namun, rupanya tak semua preman ini benar-benar menggeluti pekerjaan halal. Itulah yang menjadi konflik utama film ini, yaitu terjadinya pengeroyokan yang menjadikan matinya adik ipar Gobang, salah satu mantan preman yang dulunya menguasai terminal. Gobang mengalami kebangkrutan dalam bisnis lele, kemudian mendengar adik iparnya mati dibunuh. Dia pun berusaha mencari pelakunya. Siapakah pelakunya?  

Tya Arifin berperan sebagai Kinanti, anak Kang Bahar, yang kembali ke Bandung untuk peringatan  1000 hari Kang Bahar. Dua pasangan preman botak yang kompak: Pipit dan Murad menampilkan yang adegan menggelikan. Imas yang sedang hamil dan Dikdik yang menyimpan rahasia, yaitu para tokoh yang mengambil porsi besar di dalam film ini.

Celetukan-celetukan kecil dan adegan-adegan lucu dari para tokoh di film ini menciptakan saya tertawa. Akting para pemainnya terlihat natural, alasannya yaitu kabarnya sebagian dari mereka memang pernah menjadi preman. Walaupun saya belum pernah menonton sinetronnya, ternyata saya sanggup memahami jalan ceritanya. 

Pada konferensi persnya, terlihat bahwa para pemain film dan artisnya telah menyatu dengan naskah Preman Pensiun ini. Mereka tak sanggup menahan haru biru dikala mengenang Didi Petet. Epy Kusnandar bahkan tak sanggup menahan tangisnya. 

Press Conference Film Preman Pensiun

Film yang diproduksi oleh MNC Pictures dan disutradari oleh Aris Nugraha ini, berdasarkan sutradaranya dalam konferensi pers selepas penayangan filmnya, tak mempunyai pesan apa-apa. Akan tetapi, saya sanggup menangkap pesan yang tersirat di simpulan filmnya.

Ini film MNC Pictures yang kedua, yang saya tonton sesudah sebelumnya saya menonton film 3 Dara 2. Memang bergenre komedi, tapi mempunyai pesan mendalam. Pesan apakah yang ingin disampaikan oleh para preman di film ini? Saksikan sendiri di bioskop tanggal 17 Januari 2019 ya. Film Preman Pensiun sanggup disaksikan oleh penonton berusia 13 tahun ke atas. 

Official Poster Film Preman Pensiun

Semoga MNC Pictures terus mengeluarkan film bermutu, yang tak hanya mengumbar canda tawa tetapi juga mempunyai pesan positif. Tonton trailernya di sini ya: 


Sumber https://leylahana.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel