Suka Kucing, Anti Neko-Neko



Dear bloggie sayang,
Katanya tiap orang itu punya kelebihan. Ada yang bakir nyanyi, masak, akting, bersosialisasi, sholawat-an, menari, menjahit, melukis, menulis...  Tapi kelebihan saya apa ya? Saya kurang ahli hal-hal di atas.


Nyanyi? Suara saya cempreng kolam kaleng kosong yang dipukul nyaring. Masak? Sering keasinan. Akting dan nari? Badan saya kaku. Menjahit? Tangan saya yang kaku. Bersosialisasi? Saya pemalu, sering resah mulai obrolan. Menulis? Hmm...ikut lomba blog sering kalah.

Ingin sekali ibarat orang-orang yang punya tanggapan niscaya dikala ditanya, "Apa bakatmu?"

Masalahnya, kelebihan saya itu ada 2: suka kucing dan tidak neko-neko.

Bloggie yang gres terisi 2 goresan pena di bulan ini,
Kucing yang bahasa jepangnya itu neko, yaitu binatang yang menggemaskan ya. Bulunya halus. Tingkahnya manja. Wajahnya imut. Ingin sekali selalu menggendong dan mengelus-elus binatang kesayangan Rasulullah ini. Sayangnya... Mas Boz yang menjadi imam rumah tangga tak menyukainya. Huhuhu.

Di rumah Mama, ada banyak kucing. Jumlahnya belasan ekor. Semuanya lucu-lucu dan bikin gemas. Tapi dihentikan dibawa ke rumah ini. Mas Boz piara banyak burung Love Bird, takutnya diincar para neko unyu-unyu. Ah negative thinking banget, yak?

Boleh kan 'suka kucing' menjadi salah satu kelebihan saya. Para tetangga di sini tidak ada yang memeliharanya. Hanya ada beberapa kucing liar yang berlalu lalang tiap harinya. Mungkin para kucing di sekitar sini mengendus salah satu kelebihan saya, sampai mereka sering nongkrong di depan rumah tanpa dipanggil.

Senangnya...
Walau tidak memelihara secara 'resmi', rasanya jadi punya kucing piaraan. Setiap hari selalu ada kucing yang mampir ke rumah, meski saya tidak memasak ikan sekalipun. Mereka hanya duduk-duduk bagus di teras, menunggu saya yang mengelus dan memberi mereka makanan. Saya yang gemar makan ikan, jadi tidak kesulitan membuang durinya alasannya selalu higienis dimakan para neko. Tulang-tulang ayam pun tidak mengotori kawasan sampah alasannya habis dilahap meong.

Alhamdulillah...
Kelebihan 'suka kucing' bagi saya membawa berkah tersendiri. Hati ini selalu happy alasannya selalu bertemu yang unyu-unyu. Kalau kesal, tinggal elus kucing, rasa kesal pun mereda. Manajemen stress jadi ter-handle sempurna.

'Suka kucing' juga menciptakan saya menjadi sosok yang anti neko-neko. Hidup jadi tidak terlalu menuntut macam-macam. Tidak sering-sering minta diajak jalan-jalan yang menghabiskan banyak budget demi usir stress. Tidak menuntut terus makan lauk daging alasannya lebih suka ikan yang durinya dapat buat kucing. Lebih murah, lebih sehat, lebih penuh gizi bagi ibu menyusui ibarat saya.

Alhamdulillah...
Disyukuri saja kelebihan unik ini. Asal bukan kelebihan berat tubuh yang bikin sebal. Uh!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel