Hidayah Berhijab Tiba Dari Blog



Pertama kali mengenal dunia maya semasa di kursi sekolah, namun gres sering mengaksesnya ketika kuliah. Maklum, dikala itu banyak kiprah yang referensinya lebih gampang ditemukan lewat internet. Klik ini itu, bermacam-macam sumber didapat. Sumber acuan terbanyak tentu dari blog-blog yang memuat artikel perihal bahasan kiprah kuliah yang dicari.


Saat itu masih belum "ngeh" apa itu blog. Saya kira hanya orang-orang pintar yang sanggup menciptakan dan mengisinya, terutama mereka yang bekerja di bidang Teknologi dan Informatika (TI). Hanya mereka yang paham seluk beluk komputer yang sanggup mengotak-atik internet. Sedangkan saya yang mahasiswi kebidanan, cuma sanggup copy paste acuan yang beredar di dunia maya. Saya sempat lupa bahwa bahan menciptakan blog pernah diajarkan pada mata pelajaran komputer di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tapi waktu itu sudah mengenal media sosial, punya facebook. Saya yang masih belum berhijab, suka posting foto-foto dengan bermacam-macam pose. Memamerkan senyum manis, menggerai dan mengibaskan rambut, memajang kerling mata memesona, juga berkenalan dengan banyak lelaki. Ada beberapa lelaki yang berujung kopi darat, kami bertemu di ruang tamu asrama. Maksud hati saya hanyalah untuk berkawan, tidak lebih dari itu.

Sampai suatu hari abang kelas memperingatkan biar tidak terlalu sering mendapatkan tamu lelaki. Kesannya ibarat perempuan nakal. Apalagi asrama kami 100 % isinya wanita, rasanya kurang pantas kalau ada tamu lelaki yang tiba bergonta-ganti mencari saya. Apalagi di malam hari, lepas Isya', di jam yang semestinya saya berguru mengulang pelajaran kebidanan, bukannya malah bersua dan haha-hihi dengan lawan jenis.

"Jangan mentang-mentang kau tidak pakai hijab kemudian sanggup seenaknya. Walau bagaimanapun kau itu muslimah, Dek! Wajib jaga diri, jangan umbar auratmu pada para lelaki," ujar salah seorang abang kelas mengingatkan.

Jleb!

Pesan itu sangat menohok. Saya jadi kapok main facebook. Berhenti mendapatkan sahabat lelaki yang tiba berkunjung ke asrama. Kemudian lost contact dengan teman-teman di dunia maya. Ujung-ujungnya saya berhenti berselancar di daerah yang mengasyikkann tersebut.

Facebook di masa itu masih belum ibarat kini yang memuat lebih banyak opini publik. Di kala sebelum 2010, facebook masih berisi curhatan belum dewasa alay (termasuk saya) dan berhasil menggeser posisi friendster sehingga layanan jejaring sosial pendahulunya tersebut bangkrut. Kalau media umum lainnya, saya tidak tahu perkembangannya lantaran belum memilikinya.

Tahun berganti tahun, saya semakin menyadari bagaimana harusnya tindak tanduk seorang muslimah. Walau belum berhijab, saya mencoba sebaik mungkin dalam bertutur kata, berbusana dan beretika. "Jilbabi dulu hati, gres kepala," pendapat inilah yang saya anut. Namun kemudian tersadar bahwa ini hanyalah pura-pura setan yang menggoyahkan akidah anak insan dengan cara sehalus mungkin.

Tahun 2013 ialah tahun di mana saya kembali akrab dengan dunia maya. Kali itu saya kembali menciptakan akun facebook. Tujuannya bukan lagi untuk menambah sahabat lelaki, tapi mencari rezeki. Iya, rezeki yang didapat lewat jalur kuis yang marak pada akun aneka macam produk di facebook.

Dunia maya menciptakan saya semakin kreatif lantaran kemudian mengenal blog. Media yang awalnya saya gunakan sebagai daerah dokumentasi bermacam-macam hadiah yang saya dapatkan dari kuis, bertahap beralih fungsi menjadi ajang curahan hati dan menyebarkan warta yang saya ketahui. Rasanya inilah titik di mana saya mulai menjadi langsung yang berkhasiat bagi orang lain. Dunia maya menjadi media untuk berbuat baik walau lewat media kata-kata.

Rutinitas ngeblog menciptakan saya sadar bahwa sejatinya insan di dunia ini tidak kekal. Sama ibarat kuota internet yang habis pada masanya, umur insan pun mempunyai waktu yang terbatas. Saya takut meninggalkan dunia dengan banyak lumuran dosa. Saya takut nantinya su'ul khotimah. Saya tidak tahu apakah sudah menabung cukup pahala untuk sanggup menempati surganya, atau malah lebih cocok di neraka.


Perintah Allah dalam Al Ahzab ayat 59 membuka mata hati. Kewajiban muslimah menutup auratnya tidak perlu menunggu hati sebersih warna putih. Akhlak akan membaik seiring hijab yang terpakai, lantaran inilah penjaga muslimah dalam berperilaku. Inilah pembatas muslimah dalam melaksanakan sesuatu sehingga sanggup tahu mana yang terbaik antara sesuatu halal dan haram.

Di dunia maya lewat media blog, saya mengenal banyak blogger berhijab. Tulisannya santun menentramkan. Banyak pelajaran hidup yang dibagi lewat tulisan-tulisan yang terpampang dalam blog. Tulisan yang membuka hati, mata dan pikiran. Tulisan yang positif, mengajarkan ke arah kebaikan.

Ah andai tidak ngeblog...mungkin kesadaran berhijab akan lebih lambat lagi munculnya. Alhamdulillah Allah menyadarkan saya lewat acara dunia maya yang saya suka. Bersyukur bukan teguran keras yang didapatkan, lantaran saya tidak yakin apakah sanggup kalau menerima cobaan hidup yang begitu besar. Allah sungguh Baik. Maha Besar Allah atas segala nikmat-Nya.


Teman, bagaimana pengalaman kalian sebagai muslimah dan dunia maya? Apakah kalian juga sama ibarat saya yang menerima hidayah dari dunia maya?

Bagi kisah yuk!


#PostinganTematik #BloggerMuslimahIndonesia

Tulisan ini diikutsertakan dalam Postingan Tematik Blogger Muslimah Indonesia


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel