Pengalaman Jual Beli Online Pakai J&T Express



Bicara soal jual beli online, saya ialah salah satu pelaku bisnis ini semenjak setahun lalu. Sebagai salah satu reseller tas, dompet, kacamata, jam tangan serta aksesoris impor merek #JimsHoney, saya berusaha selalu amanah dan tidak ingin menciptakan pembeli menunggu terlalu usang untuk bertemu dengan barang pesanannya. Untuk itulah saya merekomendasikan menggunakan jasa pengiriman J&T (saya lebih suka menuliskan: JnT, lebih gampang mengetik di keypad ponsel saya) pada para pembeli. Makara sesudah pembeli transfer sesuai harga barang dan ongkos kirim, sprinter (saya memanggilnya Mas Kurir) J&T
saya hubungi biar sanggup mengambil pesanan para pembeli dan mengirimnya sesuai mekanisme J&T. Inilah enaknya menggunakan jasa ekspedisi yang rilis di Indonesia semenjak 2015 ini, tidak perlu repot tiba ke kantornya alasannya ialah ada Mas Kurir yang siap mengambil paketan. Bahkan meskipun hanya 1 paket, Mas Kurir bersedia melayaninya. Baiknya …


 Hebatnya lagi estimasi pengiriman dalam provinsi yang sama hanya sehari! Pembeli selalu puas alasannya ialah lebih cepat hingga dibanding ekspedisi lainnya. Padahal selisih harganya hanya sedikit, tapi layanannya jauh lebih memuaskan. Pernah alasannya ialah hujan lebat, saya tak tega memanggil Mas Kurir ke rumah. Hingga kemudian saya mengantarkan sendiri paketan pesanan pembeli ke kantor J&T terdekat. Saat itu sudah jam 5 sore. Begitu terkejutnya saya keesokan harinya ketika dikabari pembeli jam 10 pagi, paketannya sampai! Bayangkan… Kota Pasuruan – Surabaya pengirimannya sanggup kurang dari 12 jam! Mengagumkan!


Selama sekitar 12 bulanan mengenal jasa pengiriman yang kental dengan warna merahnya ini, saya tidak pernah merasa dirugikan. Hari libur dan tanggal merah tetap beroperasi, 365 hari. Padahal ekspedisi lain ada yang libur di hari Minggu. Lah J&T panas-hujan, puasa-lebaran tetap terima kirim paket. Jualan senang, belanja nyaman! Kirim ke pembeli dari Surabaya ke Madura, hanya sehari. Lalu Surabaya ke Jember juga sehari. Begitu pula bila kirim ke tempat lain di Jawa Timur. Sedangkan jikalau beda provinsi, contohnya dari Surabaya ke Bandung sekitar 2 hari sampai. Pembeli saya jadi tidak menunggu terlalu lama.


Cara cek resi untuk tahu hingga mana pengiriman barang saya, gampang dilakukan menggunakan aplikasi J&T yang telah terpasang di ponsel. Tinggal masukkan nomor resi dan … dalam hitungan detik, data pun ditampilkan. Termasuk nama siapa sprinter dan akseptor barang sehingga proses pelacakan jadi jauh lebih lengkap daripada mengecek di webnya www.jet.co.id.


Terkadang resah dengan costumer lainnya yang selalu bertanya via kolom komentar instagram dan mention via twitter ihwal barang pesanannya yang tak kunjung sampai. Apa sudah pernah dilacak nomor resinya lewat aplikasi? Apa pernah eksklusif bertanya pada pihak J&T-nya eksklusif di kantornya? Atau hanya koar-koar demi menghebohkan dunia dan memberi cap buruk? Selama ini jikalau pun ada keterlambatan estimasi pengiriman, contohnya selama ramadhan mendekati lebaran kemarin, saya selalu menerima kepastian dimana posisi barang kiriman saya. Saya cari sendiri lewat aplikasinya. Kalau kurang jelas, eksklusif telepon ke kantor pusatnya di nomor 0800-100-1188 dan menerima tanggapan yang memuaskan.

Dengan aplikasi J&T di ponsel juga bisa mengecek tarif kiriman. Makara sanggup menyiapkan berapa ongkos kirim yang nantinya dititipkan pada Mas Kurir. Beberapa bulan kemudian aplikasi sempat eror alasannya ialah menampilkan data di mana terjadi kenaikan pada tarif pengiriman. Kenaikannya hampir 3 kali lipat! Saat itu saya ‘libur’ menggunakan ekspedisi yang CEO-nya Jet Lee dan Tony Chen ini, kasihan pembeli jikalau terlalu mahal. Tetapi ternyata kenaikan harga itu tak bertahan lama, kurang dari sebulan tarif kiriman normal kembali. Misalnya saja dari Surabaya ke Kota Pasuruan hanya Rp. 9.000,-, harga yang sesuai untuk kepastian kedatangan barang kurang dari 24 jam.

Jujurnya, Mas Kurir yang saya kenal (baik di Kota Pasuruan kediaman saya sebelumnya, maupun kini di Sidoarjo) tidak ada yang meminta uang lebih sebagai jasanya. Panas terik mereka mau tiba ke rumah ambil paketan, meski cuma 1. Ketika hujan lebat, Mas Kurir bahkan menginformasikan pada saya jikalau mungkin pengambilannya agak sedikit ditunda menunggu reda. Saya sih tidak masalah, maklum namanya hujan lebat. Toh tidak hingga menunggu pelangi datang, di ketika gerimis Mas Kurir sudah tiba dengan perlengkapan ekstra pengamanan barangnya: mantel untuk diri dan paketan dalam tasnya. Salut! Paketan saya tidak rusak dan tidak cacat sedikitpun hingga hingga di tangan pembeli.

Namun kepercayaan saya akan ekspedisi yang menggunakan Deddy Corbuzier sebagai brand ambassador-nya ini sedikit terlukai oleh suatu info tentang gathering J&T di Ritz-Carlton Jakarta pada 23 Oktober 2017 lalu. Tersebar video adanya pesta minuman keras pada program akbar tersebut. #BoikotJNT pun menjadi viral. Beberapa sobat saya (sesama penjual tapi lain produk) yang ikut terbang ke Jakarta tidak ada yang mempersoalkan ihwal ini. Padahal mereka saksi mata, hadir tapi tidak ikut berpesta layaknya yang diberitakan.

Bila ditanya, “Apakah ikut boikot J&T?” dengan tegas saya menjawab, “Tidak!”. Pelanggan saya membutuhkan jasa pengiriman cepat ini. Apabila mereka lebih menentukan J&T walau tarifnya sedikit lebih tinggi tapi niscaya sehari sampai, mengapa tidak? Saya tidak ingin mengecewakan orang lain. Toh masih banyak juga pegawai J&T yang tidak tahu menahu soal ini. Mereka hanya disibukkan terima order ambil paketan, catat dan antar. Mereka butuh nafkah dari pekerjaan yang telah tulus dilakukan. Bila saya terang-terangan berhenti memaki jasa mereka, maka Mas Kurir akan rindu kehilangan pekerjaannya. Tahu sendiri kan, sprinter juga punya sasaran berapa paketan yang harus diantarnya. Saya tidak mau menjadi penghalang rezeki orang. Kasihan.


Semoga Anda sekalian sanggup lebih bijak menyikapi hal ini. Nila setitik rusak susu sebelanga. Mohon maaf apabila dalam kesan pesan saya terhadap J&T ada kesalahan dan kekurangan. Saya hanyalah insan biasa yang menggunakan jasa gratis jemput di tempat alasannya ialah kepentingan para pembeli. Selama tarif kirimnya masuk akal dan para pembeli puas dengan layanannya, saya oke-oke saja panggil Mas Kurir ke rumah untuk ambil pesanan pembeli. Apalagi di berbagai marketplace sering ada promo gratis ongkos kirim J&T. Siapa yang sanggup menolak?





Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel