Wajah-Wajah Aneh

Di muka bumi ini banyak insan yang mempunyai penampilan wajah yang lain dari insan pada umumnya. Kajadian semacam itu sanggup disebabkab oleh beberapa faktor seperti: keturunan, penyakit, kondisi alam dtambah beberapa faktor lain yang kadang kala belum terselami oleh akan manusia.
Beikut ini beberapa teladan penampilan wajah aneh.
  1. Wajah Seram

    Wajah pada gambar disamping ini merupakan sosok dari Huang Chuncais yang menderita penyakit Tumor pada kepala yang beratnya mencapai 15 kg sehingga menimbulkan wajahnya terlihat aneh.
    Setelah menjalani operasi keduanya (Januari 2008), tumor dikepalanya dah agak berkurang. Dia akan menjalani operasi berikutnya hingga wajahnya menjadi normal kembali.

  2. Wajah Seram Seorang Balita

    Setiap orang bau tanah selalu menginginkan anaknya lahir dalam keadaan normal dan tumbuh berkembang layaknya anak lainnya. Sayang sekali, keinginan itu tidak didapatkan oleh pasangan Andi Manurung (28) dan Rohani (22) warga Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Pada tanggal 14 Juni 2009, melahirkan bayi pria (Arjuna Trisakti Manurung) yang belahan wajahnya cacat sehingga tidak berbentuk, malah ada kesan menyeramkan.
    Dengan pemberian pemerintah setempat, Andi dirawat di RSCM yang akan dilanjutkan dengan tindakan operasi plastik.

  3. Manusia berwajah Kera

    Septianingsih Abdu, seorang anak wanita (9) berasal dari Desa Tilangobula, Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo mempunyai kelainan pada penampilan pisik yang berbeda dengan penampilan insan pada umumnya yaitu mempunyai wajah mirip kera.
    Meski mempunyai ciri fisik yang berbeda dengan anak seusianya, Septi tidak diperlakukan beda oleh teman-temannya. Septi bisa bermain layaknya orang normal, bahkan kemampuan intelektual anak kelas dua SD ini tidak kalah dengan murid-murid lainnya.

  4. Manusia Berwajah Serigala.

    Supatra, seorang gadis asal dari Thailand, mempunyai penampilan yang berbeda dari anka-anak sesusianya. Kadang-kadang orang-orang menyebutnya ‘manusia serigala” atau “si muka kera”. Gadis itu mempunyai rambut tebal tumbuh di wajahnya, telinga, lengan, kaki, dan punggung. Tidak ada yang bisa menghentikan pertumbuhan rambutnya itu, bahkan perawatan laser sekalipun. Tapi, gadis ini tidak merasa rendah diri, ia bergaul mirip layaknya insan normal lainnya, dan lingkungannya pun tampak mendapatkan apa adanya.
    Kepercayaan dirinya malah meningkat seiring popularitas. Apalagi, sehabis Guinness World Record mencatat namanya sebagai gadis pemilik rambut terbanyak di dunia, 2010. Predikat ini sukses menghapus olok-olokan orang di sekelilingnya. “Sekarang tidak ada lagi yang memanggil saya dengan muka monyet,” ujarnya.
    Supatra Sasuphan, 11 tahun, yakni salah satu dari hanya 50 orang yang mempunyai rambut tumbuh di seluruh wajahnya.
    Terlepas dari dilema psikologis, pertumbuhan rambut liar juga menimbulkan gangguan penglihatan. “Terkadang, saya sulit melihat jikalau rambut saya terlalu panjang,” ujarnya.
    Sudah bermacam-macam metode penghilang bulu ia coba, termasuk penggunaan laser. Namun, tak ada yang membuahkan hasil. Pertumbuhan rambut di tubuhnya tetap tak terkendali. Ia harus mendapatkan kenyataan bahwa dokter belum berhasil menemukan penawar sindroma

  5. Panglima Burung

    Ada berbagai versi kisah mengenai sosok panglima tertinggi masyarakat Dayak, Panglima Burung, terutama sehabis namanya mencuat ketika kerusuhan Sambas dan Sampit. Ada yang menyebutkan ia telah hidup selama beratus-ratus tahun dan tinggal di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Ada pula kabar perihal Panglima Burung yang berwujud mistik dan bisa berbentuk pria atau wanita tergantung situasi. Juga mengenai sosok Panglima Burung yang merupakan tokoh masyarakat Dayak yang telah tiada, namun sanggup rohnya sanggup diajak berkomunikasi lewat suatu ritual. Hingga kisah yang menyebutkan ia yakni penjelmaan dari Burung Enggang, burung yang dianggap keramat dan suci di Kalimantan.

    Selain banyaknya versi cerita, di penjuru Kalimantan juga ada banyak orang yang mengaku sebagai Panglima Burung, entah di Tarakan, Sampit, atau pun Pontianak. Namun setiap legalisasi itu hanya diyakini dengan tiga cara yang berbeda; ada yang percaya, ada yang tidak percaya, dan ada yang ragu-ragu. Belum ada bukti otentik yang memastikan salah satunya yakni benar-benar Panglima Burung yang sejati.

Sumber http://epg-studio.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel