Watak Shio Ular
“Mama shionya apa?”
“Naga.”
“Kalau saya apa?”
“Kamu anaknya naga: ular.”
***
Manusia itu unik, diciptakan berbeda-beda. Bahkan anak kembar seidentik apapun niscaya mempunyai sesuatu yang berbeda, entah menurut sifat ataupun tingkah lakunya. Sifat dan tingkah laku --yang kemudian saya sebut dengan etika / kepribadian-- memang sanggup terbentuk lantaran faktor dari luar, yakni lingkungan sekitar. Entah lantaran didikan orang bau tanah sedari dini ataupun mengikuti orang-orang yang berada di sekitarnya, baik artis ataupun tokoh inspiratif yang dikagumi.
Kepribadian juga sanggup terbentuk lantaran faktor genetik, jadi memang sudah dasarnya demikian. Biasanya tercermin dari ciri fisik. Karena itulah orang jawa mempunyai primbon, suatu 'panduan' di mana setiap tanda lahir dan bentuk wajah mempunyai arti. Orang Cina pun mempunyai kepercayaan bahwa etika seseorang sanggup juga tergantung dari shionya.
Secara kebetulan, saya lahir di tahun ular. Coba tebak saya lahir tahun berapa? :p Menurut mitos Cina, ular ialah hewan yang sulit ditebak, misterius, 'dingin', pendiam, dan cenderung mewakili unsur jahat. Biasanya, pemilik Shio Ular mewarisi etika dasar ular, biasa mengandalkan penilainnya sendiri dan kurang sanggup berkomunikasi dengan baik. Jalan manapun yang dipilih, akan selalu mempercayai perasaannya sendiri daripada nasihat-nasihat dari luar.
Seperti Naga, Ular ialah tanda yang sangat berkaitan dengan aturan karma. Entah mengapa, saya sangat percaya karma: aturan lantaran akibat. Saya pernah disakiti, mungkin sebelumnya pernah tidak sengaja menyakiti orang lain. Pun pernah dibohongi, yang sehabis ditelusuri itu lantaran mungkin saya pernah tidak sengaja membohongi orang lain. Sama sekali tidak bermaksud jahat, namun tentu ada dikala dimana kita terdesak dan kemudian melaksanakan suatu kesalahan. Ternyata … kesalahan itu suatu dikala kemudian menjadi karma.
Seperti ular, saya akan 'diam' bila suasananya tenang. Bersikap semakin baik pada orang yang berbuat baik pada saya. Ibarat ia memberi sebuah apel, akan saya balas dengan memberinya 2 apel. Perbuatan baik orang lain selalu saya kenang. Bahkan Mama juga berpesan, jangan pernah melupakan jasa orang lain. Kecuali, bila yang bersangkutan menciptakan gara-gara dan memancing emosi.
Yang berada dalam lingkup shio Ular bertekad membayar hutang-piutangnya sebelum meninggalkan dunia ini. Selalu terdorong (baik secara sadar maupun tidak) untuk menyelesaikan dilema usang yang dirasakannya belum selesai. Bila ada masalah, saya selalu membahasnya sampai tuntas. Itulah kenapa jika ada yang berteman di facebook, niscaya mengerti mengapa saya ‘keras’ kepada mereka yang berhutang namun hanya BERJANJI melunasi. Hati-hati… eksekusi alam itu ada, loh.
Si shio Ular elok dalam berbicara, berpakaian dan bertingkah laku, dan jarang menyenangi pembicaraan yang remeh serta tiada guna. Ular sanggup saja dermawan, namun juga populer kejam jika sedang berusaha mencapai kepentingannya sendiri. Tak ragu-ragu buat melenyapkan siapa saja yang menghalangi jalannya juga takkan pernah memaafkan siapa saja yang melanggar janji. Kesannya kejam ya?
Api dibalas api, air dibalas air. Saya berpedoman bahwa eksekusi alam itu lebih kejam. Walau mungkin bukan tangan saya sendiri yang 'menghukum' siapa saja yang 'mengusik' saya, saya percaya Allah Yang Maha Adil akan menawarkan 'balasan' setimpal, cepat ataupun lambat.
Jika amarah terpancing, kebenciaan Ular tak terbayangkan. Cara perlawanan ialah dengan menutup ekspresi dan menyimpannya dalam hati. Makara lewat perilaku bermusuhan yang masbodoh dan bukannya dengan rentetan kata-kata pedas. Tipe ini yang lebih mematikan bahkan sanggup menghancurkan musuhnya secara total. Tak ada yang sanggup meramalkan gerakan Ular. Isi otak layaknya bagai mesin hitung, mempunyai kesabaran yang luar biasa dalam menunggu dikala yang baik buat membalas dendam.
Yang mengenal saya di dunia maya mungkin menduga saya baik, suka bagi hadiah. Kalau diajak sharing juga oke-oke saja. Kalau lagi baik ya baik, jika lagi sensi ya blak-blakan ngamuknya. Pokoknya jangan sekali-kali 'mengganggu'. Jangan terlalu campuri urusan saya, kecuali jika memang berniat membantu. Saya tidak mau mengganggu orang lain, maka jangan ganggu saya.
Anda takut dengan saya? Silakan baca ayat kursi, setidaknya sanggup mengurangi hawa 'panas'. Hihi. Bercanda, ding. Yang jelas…saya bukan perempuan ular, yah ^^
Salam manis,
Tha_